Ilmiah populer adalah sarana komunikasi antara ilmu dan masyarakat   (baca: orang awam). Sudah menjadi budaya, jurnal ilmiah ditulis dengan   bahasa ilmiah untuk kalangan elit yaitu para ilmuwan yang memahami   topiknya. Kalau sudah begitu jadinya, maka ilmu hanya menjadi milik   ilmuwan, bukan milik masyarakat. Padahal peran utama iptek adalah untuk   kemashlahatan penduduk bumi: semua makhluk hidup. Disinilah peran   jurnalismus, menjadi PR iptek, menjadi sarana komunikasi antara ilmu dan   masyarakat!
       
Karya ilmiah populer yang baik bukan berarti menulis hasil penelitian   dengan lengkap. Prinsip utamanya adalah mencari sudut pandang yang unik   dan cerdas, serta menggugah rasa ingin tahu pembaca awam. Sebetulnya   menulis ilmiah populer mudah. Berbeda dengan menulis cerpen atau   non-fiksi yang memerlukan keratifitas dan imajinasi tinggi. Dalam   penulisan non-fiksi yang terpenting anda mengumpulkan fakta-fakta,   menyeleksinya, menetapkan fokus dan meramu story. Beberapa tips yang   dapat membantu dalam meramu karya ilmiah populer bisa anda ikuti dalam   tulisan ini.
Menyusun strategi sebelum menulis
Think twice before writing, kata Ken Golstein penulis dari Columbia   School of Journalism. Sebelum mulai menulis ilmiah populer, dan sebelum   anda masuk kepada dramaturgi, sistematik tulisan, detail, setidaknya   anda harus memikirkan strategi berikut:
Kepada siapa anda menyajikan tulisan anda?
Media apa yang anda pilih (internet, televisi, koran, majalah, radio,   dsb)
Gaya penulisan apa yang paling tepat?
Kira-kira berapa lama pembaca meluangkan waktu untuk membaca tulisan   anda?
Empat point diatas sebetulnya teknik dasar jenis tulisan apapun. Untuk   ilmiah populer, teknik itu semakin urgent lagi. Ingat, menulis ilmiah   populer sama dengan menterjemahkan ilmu yang ngejelimet ke dalam bahasa   yang dimengerti secara umum. Tidak semua orang memahami ilmu anda,   apalagi dengan banyaknya cabang ilmu pengetahuan. Spesialisasi ini   menyebabkan seorang ahli paham di bidangnya tapi gak mudeng dengan   bidang lain.
Kepada siapa anda menyajikan tulisan?Seberapa dalam informasi yang akan   anda sajikan tergantung siapa pembacanya. Karya ilmiah populer di koran   umum, tentunya lebih isinya lebih dangkal daripada di majalah  scientific  misalnya. Sifat tulisan untuk pembaca umum, lebih  mengedepankan unsur  entertainment, dibandingkan tulisan untuk komunitas  spesifik (misalnya  majalah khusus komputer). Selain dari segi isi,  karya ilmiah populer  untuk komunitas spesifik lebih banyak menggunakan  technical jargon.  Boleh saja, sebab disini istilah spesifik tidak akan  asing lagi bagi  pembacanya.
Media apa yang anda pilih?
Informasi untuk di internet, televisi, koran atau majalah berbeda cara   penulisannya. Misalnya media televisi mempunyai kelebihan dapat   menampilkan gambar. Sehingga penggunaan teks jauh lebih sedikit. Namun   kelemahan media ini, waktu yang tersedia jauh lebih singkat daripada   media cetak. Cotoh lain, perbedaan antara media cetak dan online. Media   online dengan sifat revolusioner hyperlinks-nya dapat merubah alur   membaca. Kelebihan sifat link ini, anda dapat mengarahkan pembaca kepada   fokus yang anda tuju. Berbeda dengan media cetak misalnya buku,   karakteristik membaca sifatnya linear. Anda mengarahkan pembaca melalui   daftar isi.
Gaya penuturan apa yang paling tepat?Kerahkan imajinasi anda. Kira-kira   bagaimana anda akan menyampaikan informasi paling tepat. Apakah dengan   gaya reportase, menampilkan sosok yang bercerita, atau tutorial   sifatnya.
Kira-kira berapa lama waktu yang tersedia bagi pembaca?
Pembaca koran bisayan lebih sedikit meluangkan waktu membacanya daripada   pembaca majalah. Bukankah koran yang sudah seminggu dinyatakan tidak   aktual lagi? Umumnya pembaca tidak mengorek-ngorek lagi koran yang sudah   bertumpuk selama setahun lamanya. Semakin sedikit waktu yang tersedia,   informasi yang anda sajikan semakin pendek dan harus cepat menuju   sasaran.
Membidik Pembaca: Pilih Topik Menarik
Tulisan ilmiah populer anda dedikasikan untuk pembaca awam. Bukan expert   yang memang berkecimpung di bidangnya. Posisikan diri anda pada   pembaca. Pikirkan, mengapa anda perlu membagi ilmu anda? Apa yang   membuat pembaca dapat tertarik dengan tulisan anda? Beberapa cara   menggelitik motivasi pembaca:
Mengaitkan dengan kondisi aktual
Cth.: Masih segar dalam ingatankita ketika beberapa waktu yang lalu,   Kementrian Komunikasi dan bersama-sama dengan komunitas telematika   Indonesia meluncurkan satu konsep bulan telematika ICT (Information and   Communication Technology) month yang akan jatuh pada bulan Agustus  2003.  Tujuan utamanya adalah usaha sosialisasi aplikasi teknologi  informasi  dan komunikasi memberikan kontribusi signifikan terhadap  peningkatan  kualitas kehidupan masyarakat…
IlmuKomputer.com, Strategi mengelola situs E-Learning Romi Satria Wahono
Tulisannya dimulai dengan leading kondisi aktual. Sebagian pembaca   mungkin pernah mendengar konsep bulan telematika yang sedang aktual.   Tapi apa sebenarnya di balik konsep itu? Nah dari kondisi aktual inilah   penulis membidik pembaca.
Mengaitkan dengan kegiatan sehari-hari
Cth.: Sebenarnya menangis saat mengupas/memotong/mengiris bawang bisa   menyehatkan mata. Beberapa pakar percaya, air mata yang keluar karena   rangsangan hawa bawang membersihkan mata dan kelopaknya dari debu dan   kuman. Keluarnya air mata ini membuat mata bening dan berbinar.   pikiran-rakyat, Tak cengeng saat mengupas bawang Febdian Rusydi
Contoh diatas bernuansa entertainment, artinya topik yang dipilih mudah   dicerna, membacanya bersifat refreshing. Mudah dicerna karena berkaitan   erat dengan kejadian sehari-hari. Siapa yang tidak pernah merasakan   perihnya memotong bawang? Lain halnya dengan tulisan ilmiah hasil   penelitian kandungan bawang berikut metodenya. Siapa peduli membacanya?   Ilmiah populer yang berkaitan dengan kejadian sehari-hari membuat   pembaca merasa sedikit lebih clever setelah membacanya. Merasa puas   mengerti apa yang terjadi disekitarnya. Dengan cara ini pembaca awam   menjadi akrab dengan ilmu di luar spesialisasinya.
Menyajikan value added
Cth.: Nama baik & nilai sebuah dotcom bisa jatuh bahkan menjadi   tidak berharga jika dotcom di bobol. Dalam kondisi ini, para hacker di   harapkan bisa menjadi konsultan keamanan bagi para dotcommers tersebut –   karena SDM pihak kepolisian & aparat keamanan Indonesia amat  sangat  lemah & menyedihkan di bidang Teknologi Informasi &  Internet.  Apa boleh buat cybersquad, cyberpatrol swasta barangkali  perlu di  budayakan untuk survival dotcommers Indonesia di Internet.
IlmuKomputer.com, Belajar menjadi Hacker, Onno W. Purbo
Bagi sebagian pembaca awam, hacker suatu dosa berat. Tapi penulis   memilih sudut pandang yang unik: belajar hacker itu penting untuk   keamanan. Dengan penyajian ini, pembaca merasa perlu belajar ilmu si   penulis: ada value added dari topik yang disajikan!
Memperkenalkan ilmu atau temuan baru
Teknologi ini mula-mula dipraktekan di negara yang terkenal dengan   budaya gourmet alias Perancis. Akhir-akhir ini banyak berkembang di   Jerman. Bagaimana tidak, kompor dengan teknologi induksi banyak membawa   keuntungan. Panasnya cepat, mudah diatur. Dan yang paling menentukan,   permukaan kompor dari bahan keramik ini tidak panas sama sekali. Hanya   isi panci anda yang menjadi panas! Amazing bukan? Tidak seperti kompor   listrik, dengan teknologi induksi ini panas tidak terjadi pada permukaan   kompor, melaikan dalam panci itu sendiri. Kochen mit Induktion, Anja   Anja Arp, Servize Zeit wdr.
Memperkenalkan ilmu atau temuan baru serta mengaitkan dengan kebutuhan   masyarakat adalah salah satu tugas penulisan ilmiah populer. Dengan   memperkenalkan iptek, tingkat acceptance iptek itu sendiri semakin   bertambah di kalangan masayarakat. Tidak harus melulu, kebutuhan   sehari-hari, contoh lain sejenis misalnya manfaat penggunaan software   SAP untuk bidang bisnis, teknologi baru operasi dengan laser di rumah   sakit, dsb.
Dengan contoh-contoh diatas anda memahami perbedaan menyolok antara   karya ilmiah dan ilmiah populer. Ilmiah populer seringkali mengangkat   topik yang berkaitan dengan masyarakat awam.
Meramu karya ilmiah populer
Setelah mendapatkan topik yang pas dan bahan-bahansudah terkumpul, tahap   berikutnya meramu bahan-bahan menjadi tulisan yang menarik. Bagaimana   memulai menulisnya? Terkadang tulisan mengalir, bila anda memposisikan   diri anda pada pembaca: seorang professor, ibu rumah tangga, manajer,   politikus, mahasiswa, atau apa saja. Pikirkan apa yang kira-kira apa   yang diperlukan pembaca, pertanyaan apa yang akan mereka ajukan.
Leading
Struktur klasik karya ilmiah (skripsi, disertasi atau laporan   penelitian) biasanya diawali 20% pembukaan (hasil penelitian aktual,   problematika aktual), 60% inti isi tulisan (metode penelitian, pemecahan   permasalahan), barulah 20% terakhir kesimpulan atau masukan untuk   penelitian ke depan. Seringkali karya ilmiah berhenti pada hasil   penelitian atau pada ilmu itu sendiri.
Tidak demikian halnya dengan sebuah karya ilmiah populer. Tulisan jenis   ini mencoba mengail minat pembaca dari sejak awal tulisan. Siapa peduli   dengan problematika penelitian dan stand terakhir penelitian. Yang   penting pembaca mengetahui, apa pentingnya tulisan ini bagi saya.
Oleh karena itu, leading (pembukaan) sebuah karya ilmiah populer harus   merangsang motivasi pembaca. Leading memuat informasi singkat apa isi   tulisan, tapi bukan rangkuman yang mengurai semuanya. Setelah membaca   leading seharusnya masih tersisa sejumlah pertanyaan yang memotivasi   pembaca mengetahui jawabannya dalam tubuh tulisan.
Pemaparan informasi
Pemaparan informasi dalam tubuh tulisan harus fokus, sesuai dengan tema   yang disitir dalam leading. Buat alur yang menarik, sehingga pembaca  mau  mengikuti paragraf demi paragraf sampai selesai. Ada beberapa cara   pemaparan yang baik
Haruskah alur berbentuk piramida terbalik?
Alur piramida terbalik berarti dimulai dari informasi yang terpenting   sampai ke detail yang kurang penting. Keuntungannya, pembaca cepat   mendapat informasi utama. Biasanya model ini dipakai untuk penulisan   hard news (berita singkat). Namun untuk tulisan karya ilmiah yang   komplex dan panjang belum tentu model ini bisa dipakai. Sebab terkesan   membosankan. Hal yang terpenting sudah diketahui di awal, pembaca merasa   sudah cukup dengan paragraf-paragraf awal. Tidak ada unsur menggelitik   rasa ingin tahu lebih lanjut.
Merubah numerasi dan pembagian bab
Anda pasti mengenal struktur klasik sebuah karya ilmiah: bab utama, sub   bab, dst. Atau struktur tulisan dengan pembagian A, A.1, A.2, dst.   Pembagian struktur seperti ini terasa sangat kaku bila anda gunakan   dalam karya ilmiah populer. Namun harus diingat, untuk tulisan yang   cukup komplex pembagian struktur seperti itu sangat membantu.
Gunakan kekuatan kata-kata atau teks untuk memperjelas struktur tulisan.   Misalnya pada bab utama anda tuliskan rangkuman informasi yang  mewakili  sub-sub bab selanjutnya. Barulah sub-sub bab memuat detail  informasi.  Gunakan juga karakter tulisan yang berbeda, misalnya bold  atau besar  huruf untuk menandakan sub kapitel. Dengan begitu penggunaan  abjad atau  numerasi yang terasa kaku bisa dihindari.
Alur kronologis
Artinya alur cerita mengikuti satuan waktu: jam, hari, bulan atau   tahunan. Disini patokan waktu explisit tercantum. Contohnya: Karya   ilmiah populer tentang pertumbuhan tanaman selama empat musim. Informasi   disini akan terstruktur sesuai dengan kronologis musim.
Alur proses
Mirip dengan alur kronologis. Disini alur mengikuti proses-proses yang   berurutan. Contohnya: tutorial software,
Deduksi
Penulisan ilmiah populer yang berdasar pada deduksi, memulai alur   penjelasan dari hal yang umum menuju hal yang khusus. Contohnya:   kebijakan pemerintah dalam masalah anggaran penelitian dan dampaknya   bagi reset bidang teknologi kimia.
Induksi
Induksi kebalikan dari deduksi: dimulai dari informasi atau fakta-fakta   khusus untuk menentukan kesimpulan yang berlaku umum. Dalam journalimus   induksi dapatberupa penjelasan, anekdot atau analogi yang  menggambarkan  prinsip umum. Contohnya: beberapa contoh dan fakta  kerusakan lingkungan.  Dari sini dapat diambil kesimpulan kebijakan  politik yang harus diambil  dalam rangka pelestarian lingkungan.
Reportase
Dengan jenis pemaparan ini, anda bertutur tentang apa yang anda rekam,   lihat atau rasakan dari tempat kejadian. Dengan penuturan yang baik,   pembaca akan merasa live di tempat kejadian. Sebuah reportase tidak   harus menceritakan kejadian dari awal sampai akhir. Seringkali diambil   fokus tertentu yang diangkat ke permukaan. Contoh ilmiah populer   berbentuk reportase misalnya: seminar atau konferensi ilmiah, observasi   kejadian alam, reportase sebuah experimen ilmiah, dsb.
Problematika penggunaan jargon
Seberapa jauh penulis bebas menggunakan jargon? Gunakan seperlunya   secara tepat. Anda bisa memberikan definisi, terjemahan, atau   penjelasan. Sering juga istilah-istilah asing justru lebih singkat,   padat dan tepat. Namun anda harus berhati-hati terlalu banyak akan   menyulitkan pembaca. Semuanya bergantung dimana dan untuk siapa tulisan   akan anda sajikan.
Menggunakan Defisini
Foodborne disease adalah penyakit yang timbul dari pencernaan dan   penyerapan makanan yang mengandung mikroba oleh tubuh manusia. Penyakit   ini erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Jika tidak memperhatikan   kebersihan makanan dan lingkungan, maka merugikan manusia. Makanan yang   berasal baik dari hewan atau tumbuhan dapat berperan sebagai media   pembawa mikroorganisma penyebab penyakit pada manusia.
www.kharisma.de, drh. Rochmiyati Setiadi
Dalam tulisan diatas foodborne disease adalah istilah baku yang sulit   dibuang. Penggunaan istilah spesifik ini lebih ringkas dan juga tepat.   Definisi cukup diberi sekali diawal.
Menggunakan Terjemahan
Bila tidak terlalu rumit, anda cukup memberikan terjemahan dalam kurung:
Beberapa obat-obatan yang termasuk didalamnya adalah antibiotika,   antihistamin (anti alergi), analgetik (penghilang rasa nyeri),   antipiretik (obat penurun panas), antitusif (obat batuk), dan lain-lain.
www.kharisma.de, Melur Pandan Wangi.
Mencari padanan jargon dalam bahasa Indonesia yang singkat dan padat   tidak selalu berhasil. Dalam kasus ini, bila tidak ada padanannya   gunakan istilah aslinya, dengan penjelasan, definisi. Dapatkah anda   membayangkan seandainya perintah dan menu Word ditulis dalam versi   Indonesia?
Banyak juga jargon yang sudah diterjemahkan dalam bahasa indonesia.   Dalam dunia komputer misalnya: software (perangkat lunak), network   (jaringan), application (aplikasi), computing (komputasi), dsb. Untuk   tips, banyak-banyak membaca tulisan ilmiah populer dari jenis yang sama.   Disitu anda mendapatkan feeling jargon apa saja yang sering digunakan   atau memang belum ada padanannya.
Bila definisi dan terjemahan tidak cukup
Tidak selamanya terjemahan atau definisi dapat memperjelas. Seperti kata   layer yang berarti lapisan dalam konteks tutorial Photoshop:
Berikutnya anda akan belajar menggunakan layer untuk membuat gambar kota   tua berlangit biru.
www.kharisma.de, tutorial photoshop, Dian Suprapto
Pembaca paham layer berarti lapisan. Tapi pembaca yang sama sekali buta   software Photoshop akan kesulitan. Oleh karena itu, bukan terjemahan  dan  definisi yang diperlukan. Tapi berikan analogi diluar dunia  Photoshop  yang mudah dimengerti:
Anda dapat menganalogikan prinsip kerja layer dengan tumpukan lembar   transparensi. Dengan step diatas Anda membuat lembar transparensi gambar   kota tua dengan langit kosong (transparensi 1) dan transparensi   bergambar langit biru (transparensi 2). Bila anda menumpuk transparensi 1   dan 2 (dengan susunan trasnparensi 2 paling bawah) maka akan   menghasilkan gambar kota tuaberlangit biru.
www.kharisma.de, tutorial photoshop, Dian Suprapto
Istilah asing: bila lebih mudah diingat, gunakan!
Tulisan yang sukses biasanya justru pendek, terbatasi secara tegas dan   sangat fokus. ''Less is more,'' lagi-lagi kata Hemingway. Umumnya   tulisan yang baik hanya mengatakan satu hal.
Penaindonesia.com, Seperti tarian burung camar, Farid Gaban
Less is more, kalimat pendek dan mudah diingat. Bila diterjemahkan ke   dalam Indonesia “sedikit justru sebetulnya lebih banyak” gregetnya   kurang! Namun jangan juga terlalu mubazir dalam penggunaan bahasa asing.
Istilah asing: bila tak perlu, tinggalkan!
Penggunaan istilah asing yang rumit dalam satu paragraf, akan mengganggu   kenyamanan pembaca. Ingat: Writing is giving service! Seperti soto   dengan banyak „ranjau“ rempah-rempah daun salam, laus, jahe, daun jeruk.   Anda akan terhenti menikmati soto karena harus menyisihkan rempah!   Jangan pernah berpikir: menggunakan istilah asing agar terlihat elit!   Justru efek sebaliknya yang akan anda dapatkan.
Kadang-kadang pada suatu masa yang sama, dua orang pahlawan muncul   secara bersamaan, pada bidang yang sama, tapi dengan molaritas heroisme   yang relatif berbeda. Salah satu diantara keduanya biasanya mengalami   proses iconisasi atau simbolisasi, dimana ia dianggap sebagai simbol   dari epoch dan genrenya. Namun pada community yang sudah dewasa dan   matang, proses iconisasi itu biasanya tidak berlanjut dengan proses   sakralisasi.
Kata-kata yang bergaris bawah diatas sudah „di indonesiakan“. Namun   pembaca tersandung-sandung mencerna alinea diatas. Dijamin, pembaca   harus membacanya minimal dua kali hingga memahami. Sering ya, kita   temukan istilah asing yang berlebihan.
Bila memang efisien, padukan dengan gambar
A picture tells thousand words, demikian kata pepatah. Seringkali kali   gambar atau grafik lebih mudah dicerna daripada rangkaian kata-kata.   Tapi perlu diingat, gambar saja tidak cukup harus disertai keterangan   yang jelas. Contoh ini berlaku misalnya untuk tutorial. Gunakan   scrennshot menu-menu software untuk memperjelas perintah.
Problematika angka
Penggunaan angka dalam karya ilmiah sudah lumrah. Terutama untuk   menunjukan akurasi atau memperkuat argumentasi. Sama dengan penggunaan   istilah asing atau jargon. Pencantuman angka cukup seperlunya. Bila   terlalu banyak, perhatian pembaca akan tertuju pada angka dengan   demikian kenyamanan membaca menjadi berkurang.
Angka sebagai penguat informasi
Cth.: Saat suhu udara mulai menghangat mulailah jenis bakteri ini   berkembang dengan pesatnya. Terlebih lagi bila ia berkembang pada jenis   makanan tertentu yang memang rawan salmonella, yaitu makanan yang   mengandung protein tinggi. Bila kondisinya sangat menunjang, bakteri ini   akan membelah diri setiap 20 menit sekali, satu bakteri akan  berkembang  dalam waktu 5 jam menjadi 45 000.
www.kharisma.de, Salmonella bahaya tak terlihat, Dian Suprapto.
Pencantuman angka disini memberi gambaran jelas: bakteri Salmonella pada   makanan dapat bekembang demikian pesatnya.
Angka saja tidak cukup: perlu keterangan lanjut
Kecelakaan lalu lintas lebih sering terjadi pada kecepatan 50km/h.   Sedangkan pada kecepatan 200 km/h lebih sedikit.
Tanpa keterangan lebih lanjut, angka-angka diatas terlihat sepintas   tidak masuk akal. Mengapa justru dengan kecepatan tinggi lebih jarang   terjadi kecelakaan? Jawaban logisnya terletak pada penjelasan, bahwa   jarang kendaraan berkecepatan 200km/h, sehingga lebih jarang terjadi   kecelakaan. Namun sayangnya dalam tulisan itu tidak ada sama sekali.
Sama seperti contoh berikut:
Dalam 5 tahun terakhir ini, jumlah penerima hadiah Nobel bidang biologi   dari kalangan wanita meningkat 50%.
Angka di atas tidak menunjukan data yang akurat. Bisa saja lima tahun   terakhir jumlahnya ada 4 wanita dan tahun ini menjadi 6 (hanya   penambahan 2 orang).
Pencantuman angka yang tidak perlu
Banyak penulis menyangka pencantuman angka selalu memberi kesan   kompeten! Sekali lagi pertimbangkan baik-baik: apakah pencantuman angka   memberi nilai informasi plus atau tidak. Ingat, Less is more, kata   Hemingway. Angka berlebihan hanya akan mengganggu kenyamanan membaca.
Cth.: Belum jelas terbukti apa penyebab over stimulasi ovarium atau   dikenal dengan istilah OHSS (Ovarian Hyperstimulation Syndrom).   Dikatakan kondisi kritis bagi pasien bila terdeteksi hematokrit (>   43), pembengkakan ovarium (> 12 cm), dst …
Bagi dokter angka-angka diatas penting untuk menegakkan diagnosa OHSS   kritis. Tapi bagi pasien apa artinya? Sebab, pembaca tidak mengetahui   berapa kekentalan darah (hematokrit) yang normal, atau berapa besar   ovarium dalam kondisi normal. Untuk membuat brosur kesehatan bagi   pasien, lebih penting menerangkan simptom yang dirasa pasien. Dan tidak   melulu angka-angka pengukur.
Multi interpretasi angka statistik
Cth.: Wanita terbukti sebagai manajer handal. Hanya 15 dari 1000   perusahaan Jerman yang dimpimpin wanita mengalami bangkrut. Perusahaan   yang dipimpin manajer pria lebih banyak mengalami bangkrut: 21 dari 1000   perusahaan.
Witschaftsmagazin “DM“.
Angka di atas menimbulkan interpretasi ganda:
Wanita memang betul-betul lebih handal daripada pria
Wanita memimpin perusahaan di bidang yang tidak terlalu riskan
Perusahaan yang dimpimpin manajer pria lebih cepat bangkrut? (apakah   satuan waktu untuk kedua kubu sama?)
Perusahaan yang dipimpin manajer wanita lebih awet tidak bangkrut? (tapi   toh kalau satuan waktu sama, akankah jumlahnya lebih banyak?
Dengan contoh diatas, penulis belum berhasil memberikan informasi dengan   obyektif. Bila anda mencantumkan angka statistik, perlu memjelaskan   methode pengambilan sample serta satuan-satuan lagi yang mendukung.   Membaca angka lebih payah daripada membaca teks. Mengapa tidak   menggunakan grafik bila lebih membantu kenyamanan membaca?
Sumber:
- Wissenschaftsjournalismus, Winfried Göpfert, 2001
- Manuskript mata kuliah " Textverstehen – Textverständlichkeit –   Textoptimierung unter Verständlichkeitsgesichtspunkten. Göpferich,   Susanne, Technical Writing, university of applied sciences Karlsruhe,   Germany.
- Göpferich, Susanne (1998): Interkulturelles Technical Writing:   Fachliches adressatengerecht vermitteln.
- Journalistisches Texten, Jürg Häusermann 2001.
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar